CFD di Sudirman Sepi Pengunjung pada Pekan Pertama Ramadan
Pada tahun ini, Pekan Pertama Ramadan di Sudirman nampak sangat sepi pengunjung. Hal ini tentu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu ramai dan penuh semangat. Covid-19 menjadi salah satu penyebabnya, karena pandemi ini tetap berdampak pada pasar saham, termasuk pada CFD (Contract for Difference) yang dijual di Sudirman.
CFD adalah suatu instrumen keuangan yang memungkinkan trader untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga suatu aset tanpa benar-benar membeli aset tersebut. Jadi, saat seseorang membeli CFD pada suatu aset, ia hanya berspekulasi mengenai arah pergerakan harga aset tersebut. Dalam konteks Sudirman, CFD diperjualbelikan di pasar modal dengan menggunakan layanan dari berbagai perusahaan sekuritas.
Seperti yang diketahui, Sudirman menjadi pusat perniagaan dan bisnis di Jakarta. Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh banyak orang yang ingin shopping atau sekadar menghabiskan waktu di sana. Namun, pasar CFD di Sudirman nampak sepi, dan ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Seiring dengan pandemi Covid-19, minat orang untuk berinvestasi juga turut menurun. Sehingga membuat pasar CFD, tidak terkecuali di Sudirman, ikut merosot. Pasar ini tidak terlepas dari dampak ekonomi yang terjadi di seluruh dunia, bahkan perdagangan saham global juga terdampak.
Melihat situasi di pasar, Jusman Syafii Djamal, mantan Menteri Perdagangan Indonesia dan ahli investasi, mengatakan bahwa pasar CFD kemungkinan akan mengalami penurunan hingga tahun 2022 mendatang. Namun, ia juga mengatakan bahwa investor tetap bisa melakukan transaksi CFD dengan hati-hati dan risiko rendah.
Berbicara tentang risiko CFD, memang tidak bisa diabaikan. Walaupun merupakan instrumen yang mudah diperdagangkan dan fleksibel, tetapi juga disertai dengan risiko yang tinggi. Terdapat beberapa risiko yang harus diketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi di pasar CFD.
Risiko utama adalah adanya kemungkinan terkena kerugian lebih besar dari nilai investasi awal. Hal ini dikarenakan trader melaksanakan transaksi melebihi jumlah yang tersedia di akun yang dimilikinya. Sehingga, jika prediksi pergerakan harga tidak sesuai, maka trader akan mengalami kerugian yang lebih besar.
Risiko lainnya adalah margin call. Hal ini terjadi ketika jumlah dana di akun trader tidak mencukupi untuk mempertahankan posisi yang diambil. Dalam situasi ini, broker akan meminta tambahan margin, atau posisi akan ditutup otomatis jika dana tidak mencukupi. Jadi jika terkena margin call, seorang trader bisa kehilangan seluruh uang yang diinvestasikan.
Selain risiko tersebut, penting juga untuk memperhatikan kualitas dan reputasi broker yang digunakan. Memilih broker berkualitas dengan reputasi baik dapat meminimalkan risiko penipuan dan kecurangan.
Walaupun memang cukup berisiko, tetapi pasar CFD juga menawarkan potensi keuntungan yang besar. Harga CFD dapat naik dan turun secara dramatis dalam waktu singkat, sehingga dapat memberikan peluang menghasilkan keuntungan yang besar bagi trader yang tepat dalam memprediksi pergerakan harga.
Untuk meningkatkan keterampilan dalam bertransaksi CFD, seorang trader dapat memanfaatkan fasilitas demo account. Demo account memungkinkan trader untuk melakukan trading dengan menggunakan dana virtual, sehingga dapat memperoleh pengalaman dan menguji strategi trading tanpa risiko kehilangan uang.
Dalam situasi sepi pengunjung di Sudirman pada Pekan Pertama Ramadan tahun ini, pasar CFD tetap membuka peluang bagi para investor yang ingin berinvestasi. Namun, sebagai investor yang bijak, tetap perlu memahami risiko yang ada, dan memilih broker yang berkualitas dan terpercaya.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi para investor dan trader yang ingin memasuki pasar CFD. Tetap berinvestasi dengan hati-hati dan bijak, karena keputusan buruk dapat berakibat pada kerugian yang besar.
Originally posted 2023-03-26 13:59:11.