Ramai Media Asing Kembali Sorot IKN RI, Ada Apa?
Indonesia menjadi sorotan dunia lagi tentang proyek kerja sama antara Indonesia-Korea selatan yakni proyek reklamasi di teluk Jakarta atau biasa disebut sebagai Indonesia-Korean New Port. Proyek ini memiliki nilai investasi mencapai miliaran dolar AS dan akan dibangun di perairan Teluk Jakarta yang merupakan area laut terbesar di Jakarta Pusat. Sayangnya, proyek ini kembali mendapatkan sorotan negatif dari sejumlah media internasional.
Media asing kembali menyoroti proyek tersebut dengan pernyataan yang mengejutkan dan menghebohkan masyarakat. Berbagai pemberitaan bermunculan di media internasional yang menyoroti proyek reklamasi in dan menuai kritik tajam dari masyarakat dan pihak-pihak yang peduli dengan lingkungan. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa proyek ini dikecam oleh banyak pihak? Mari kita bahas satu per satu.
1. Pengorbanan Lingkungan yang Besar
Proyek ini selama ini menuai protes keras dari banyak pihak, terutama dari para aktivis lingkungan dan nelayan yang memiliki kepentingan langsung terhadap lingkungan perairan. Mereka sangat prihatin dan keberatan dengan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dari proyek reklamasi ini. Teluk Jakarta dikenal sebagai paru-paru kota Jakarta, dengan adanya proyek tersebut maka akan menimbulkan dampak besar bagi lingkungan dan kelangsungan hidup masyarakat yang ada di sekitarnya.
2. Jumlah Kapal Yang Akan Merambah Bagian Terdalam
Dalam pelaksanaannya, proyek ini akan menghadapi kendala besar karena memakan waktu yang lama untuk menyediakan lahan reklamasi. Rancangan yang diprediksikan pada 2022 ini, memakan waktu yang cukup lama menunggu lahan reklamasi muncul. Hal yang membuat publik semakin gelisah, adalah kepastian di mana tempat pembuangan material hasil penggaliannya. Banyak yang khawatir jika material ditumpuk di laut akan mengganggu ekosistem perairan dan kenyamanan penduduk pesisir yang kebanyakan membudidayakan garam.
3. Lamanya Proses Perizinan
Perizinan proyek ini juga menuai kritikan dari beberapa media luar negeri. Sayangnya, proek ini baru mendapatkan izin prinsip pada 14 Februari 2014 setelah 3,5 tahun proses. Padahal yang menjadi keharusan ketika ada proyek besar seperti ini adalah proses perijinan selesai terlebih dahulu. Pemerintah Indonesia sendiri yang seharusnya bisa mempermudah dan mempercepat proses perizinan namun dalam hal ini sangat-sangat lambat.
4. Respon Komunitas
Respon masyarakat dengan keras menentang sehingga membuat pemerintah harus berhenti sejenak dan melihat ulang. Penolakan masyarakat pun terjadi dimana-mana dan respon di media sosial pun tak kalah kerennya.
Terlepas dari fakta bahwa banyak media asing kembali mendiskusikan proyek tersebut, hal ini tidaklah cukup untuk menghentikan proyek reklamasi. Dalam beberapa kesempatan, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut menegaskan bahwa mereka telah memperhitungkan dan mempertimbangkan secara matang dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh proyek tersebut.
Namun, apapun itu hal terpenting adalah menjaga lingkungan. Dengan menjaga lingkungan maka kehidupan kita pun dapat terjaga dan berkelanjutan. Setiap tindakan yang diambil, baik itu oleh pemerintah maupun masyarakat haruslah senantiasa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi di masa depan. Kita harus memandang masalah lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang harus diperjuangkan bersama. Kita harus senantiasa berusaha untuk terus mengajak orang lain untuk memperhatikan pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup.
Kini, dengan adanya sorotan media asing yang kembali mempermasalahkan proyek reklamasi di Teluk Jakarta, upaya untuk menyelamatkan lingkungan pun harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Sebagai masyarakat Indonesia yang peduli, kita haruslah senantiasa memperjuangkan keberlanjutan lingkungan hidup dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk bertindak lebih efektif dalam melindungi alam. Yuk, bergabung dalam gerakan pelestarian lingkungan hidup dan berkontribusi nyata bagi masa depan dan kualitas hidup manusia.
Originally posted 2023-03-15 21:49:53.