News  

Satu-satunya Survei Prabowo Tak Unggul

Pemilihan Presiden yang baru saja berlalu berhasil memunculkan perdebatan tentang hasil dan validitas dari setiap survei yang telah dilakukan. Salah satu survei yang menjadi sorotan adalah survei yang menunjukkan bahwa Prabowo Subianto, kandidat calon presiden yang menjadi rival dari Joko Widodo, memimpin dalam survei yang dilakukan sebelum Pemilihan Presiden.

Namun, survei ini kemudian dikritik dan disebut sebagai survei yang bias dan tidak valid dalam penilaian. Lantas, apa fakta terbaru dari satu-satunya survei Prabowo tak unggul ini?

1. Survei Lembaga Voxpol

Voxpol merupakan lembaga survei yang dilakukan oleh PT Voxpol Indonesia dan bekerjasama dengan Tempo. Pada survei Voxpol dilakukan dari tanggal 20-23 November 2018. Dalam survei ini, Joko Widodo, yang juga dikenal dengan nama Jokowi, mendapatkan angka dukungan 47,8%, sedangkan Prabowo Subianto hanya 32,3%.

Survei ini dilakukan terhadap 1203 responden dengan margin of error sebesar ±2,7%. Rincian data menunjukkan bahwa pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul di 17 provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim.

2. Refleksi Survei Pilpres 2024

Satu-satunya survei Prabowo tak unggul itu memang masih menjadi bahan perbincangan hingga saat ini. Namun, sebaiknya kita merenungkan kembali hasil survei Pemilu 2014 yang juga diperhitungkan sebagai faktor dalam survei ini.

Dalam Pemilu 2014 lalu, Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres dengan perbedaan suara yang cukup signifikan. Di sinilah pentingnya mencermati metode survei yang digunakan dalam menentukan hasil.

3. Cara Mennghitung Survei

Harus diakui, metode perhitungan survei memang tak terlalu mudah. Ada berbagai teknik yang bisa digunakan, mulai dari teknik quota sampling hingga teknik stratified random sampling. Semua teknik tersebut memberikan tingkat akurasi yang berbeda-beda dalam menghasilkan data yang valid.

Di samping itu, faktor manusia juga bisa mempengaruhi hasil dari survei. Peneliti yang bertanggung jawab dalam menjalankan survei harus memiliki kompetensi yang memadai untuk dapat memilih responden yang representatif untuk diwawancarai.

4. Kepercayaan Publik

Kepercayaan publik menjadi faktor penting dalam menilai keberhasilan sebuah survei. Jika survei dilakukan dengan metode yang valid dan responden yang direkrut secara objektif, maka akan meningkatkan tingkat kepercayaan publik dalam hasil survei tersebut.

Namun, jika hasil survei terkesan bias atau tidak valid, maka akan membuka ruang bagi publik untuk meragukan hasil dari survei tersebut.

Satu-satunya survei Prabowo tak unggul ini memang masih menjadi sorotan hingga sekarang. Namun, kita perlu memahami bahwa hasil dari sebuah survei tak bisa dijadikan patokan yang pasti dalam menentukan hasil sebuah pemilu.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi hasil survei, mulai dari metode penentuan responden hingga kepercayaan publik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menelaah hasil survei dengan bijak, dan tidak terlalu menjadi terikat dengan hasil dari survei yang satu ini saja.

Originally posted 2023-03-12 06:11:57.