News  

Dibubarkan Polisi, Pengunjung Tempat Hiburan Malam di Jaksel Berhamburan

Dibubarkan Polisi, Pengunjung Tempat Hiburan Malam di Jaksel Berhamburan

Setahun telah berlalu sejak kejadian yang mengguncang dunia malam Jakarta Selatan. Di bulan Juli 2020, pihak kepolisian melakukan sweeping dan menggerebek tempat hiburan malam di wilayah Jakarta Selatan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penegakan disiplin protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia.

Namun, aksi pembubaran ini justru berakhir dengan kekacauan. Sejumlah pengunjung berserakan di jalanan dan menimbulkan kerumunan yang memungkinkan penyebaran virus berlangsung lebih masif. Akibatnya, pihak kepolisian pun sempat mendapat kritikan karena dinilai tidak mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Namun, bukan hanya itu saja. Aksi pembubaran tersebut juga menimbulkan kontroversi di kalangan penggiat dunia malam. Banyak dari mereka yang menyoroti tidak adanya pembinaan dan pendampingan, baik bagi pengelola tempat hiburan malam maupun pengunjung, ke rumah atau ke tempat-tempat lain yang aman dan nyaman.

Terlebih, aksi pembubaran ini pun menimbulkan sejumlah isu permasalahan sosial di tengah masyarakat. Salah satu contohnya adalah menggiring opini bahwa dunia malam senantiasa berkelakuan buruk dengan tidak mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Padahal, dunia malam sebenarnya juga berusaha keras untuk menegakkan tata tertib dan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan pengunjung dan karyawan.

Sekarang, setelah lebih dari setahun berlalu, bagaimana keadaan dunia malam di Jakarta Selatan? Apa yang sebenarnya terjadi setelah aksi pembubaran tersebut? Berikut merupakan informasi terbaru dari dunia malam Jakarta Selatan.

Turunnya Pengunjung di Tempat Hiburan Malam

Sepanjang tahun 2020 hingga awal tahun 2021, tempat-tempat hiburan malam di Jakarta Selatan mengalami penurunan kunjungan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:

1. Adanya pembatasan jam operasional yang dibuat oleh pemerintah sebagai upaya meminimalisir penyebaran virus Covid-19.
2. Masyarakat yang lebih memilih untuk menghindari kerumunan demi menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri.
3. Masih adanya stigma negatif terhadap dunia malam setelah aksi pembubaran tersebut.

Menanggapi hal tersebut, banyak pengelola tempat hiburan malam yang berusaha untuk melakukan penyesuaian dengan cara memperbaiki protokol kesehatan yang lebih ketat dan disiplin ketat bagi para pengunjung. Tidak sedikit juga yang memilih untuk menutup sementara tempat hiburan malam mereka hingga keadaan membaik.

Tren Baru: Virtual Nightlife

Di tengah pandemi Covid-19, banyak tempat hiburan malam mulai beralih ke pengembangan teknologi virtual dengan menghadirkan konsep virtual nightlife. Konsep ini memungkinkan para penggemar dunia malam untuk tetap menikmati hiburan tanpa perlu meninggalkan rumah.

Beragam platform virtual nightlife telah bermunculan di Indonesia, seperti Lounge Nightlife dan Virtual Nights. Kedua platform tersebut menawarkan pengalaman serupa dengan kegiatan dunia malam secara langsung, seperti DJ set, konser musik, dan diskusi bersama. Kegiatan tersebut dapat diakses oleh para pengguna di seluruh dunia dengan hanya memerlukan perangkat internet yang memadai.

Kesimpulan

Dunia malam Jakarta Selatan masih terus berusaha untuk bangkit kembali setelah aksi pembubaran yang terjadi pada tahun 2020. Meskipun mengalami penurunan kunjungan pada saat pandemi Covid-19, banyak pengelola tempat hiburan malam yang berusaha untuk melakukan penyesuaian terhadap protokol kesehatan yang lebih ketat dan disiplin ketat bagi para pengunjung. Selain itu, tren baru virtual nightlife yang bermunculan juga sedang menjadi alternatif bagi penggemar dunia malam di seluruh dunia. Bagaimana dengan Anda, apakah Anda siap untuk mencoba virtual nightlife?

Originally posted 2023-03-18 03:40:06.